Rabu, 20 April 2011

Edisi II

Salam Redaksi


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Puji syukur marilah kita haturkan ke hadirat Allah swt, serta shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasul Muhammad saw.

Di edisi kedua ini, MENARA mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat. Berkat dukungan masyarakat Menara bisa hadir di Batuhampar. Alhamdulillah, pada edisi kedua ini MENARA mulai mengembangkan sayap ke Nagari jiran (Durian Gadang) dan SMAN 1 Akabiluru (Piladang). Mimpi MENARA untuk dikenal masyarakat Akabiluru enam bulan ke depan tak akan pernah terwujud tanpa dukungan moril dan materil serta kritik dan saran dari seluruh elemen.

Mudah-mudahan MENARA bisa menjadi media infomasi dan komunikasi antara masyarakat dan pemerintahan Nagari, menyalurkan aspirasi masyarakat dan ajang sosialisasi bagi pemerintahan Nagari yang ada di Akabiluru kepada masyarakatnya, Media inspiratif untuk mengembangkan usaha, serta dapat menyalurkan bakat dan minat generasi muda dalam menulis artikel, cerpen, cerbung, novel, puisi dan sebagainya.

Menara tidak akan bisa berjalan dengan netral, independent dan objektif dalam pemberitaan tanpa adanya kontrol dari masyarakat, masyarakatpun dapat menggunakan hak jawabnya bila ada pemberitaan MENARA yang perlu diluruskan.

Pertanian


CERITA DARI LADANG CABE PAK OGI
“Bermodalkan Keberanian Dan Tidak Segan Untuk Bertanya”

Batuhampar-Menara ( )
Siapa yang tak kenal Pak Ogi, hampir semua masyarakat Batuhampar mengenalnya. Dengan kerja keras dan keuletannya, kini ia berhasil merintis ladang cabe bersama keluarganya.


Sore itu matahari masih sangat terik, terlihat dari kejauhan Pak Ogi dan istrinya dengan dibantu salah seorang pekerja sedang memanen cabenya. Saat tim menara mendatangi ladangnya, beliau menyambut dengan baik, bahkan beliau mau memberikan penjelasan saat salah satu reporter menara bertanya mengenai ladang cabenya.
Bapak dari 4 orang anak ini sangat berpengalaman dalam berladang cabe. Dulu saat pertama kali ia berladang cabe, banyak yang tidak diketahuinya. Dengan bermodalkan keberanian dan tidak segan untuk bertanya kepada orang lain. Kini ia berhasil dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
“Saya pernah bertanya kepada orang Sarik laweh. Kenapa tanaman saya cepat mati? Kemudian petani itu menyarankan kepada saya untuk meninggikan kalangnya dan mengatur jarak tanam,” tutur beliau.
Sekarang saya mencobanya dan alhamdulillah umur tanaman cabe saya lama. Biasanya 4 bulan sudah mati. Sekarang masih panen. Bukan itu saja, jarak tanam juga berpengaruh. Selama saya menanam rumpunnya rapat-rapat, hasilnya buah sedikit dan tidak maksimal. Sekarang saya mencoba merubahnya, degan memberikan jarak antar rumpun 30 cm dan antar kalang 180 cm. ternyata hasil nya sangat bagus. Lihat saja dalam satu rumpun buahnya berkisar 130 buah,”
Setiap pagi hingga sore Pak Ogi selalu berada di ladang cabenya. Dengan tekun dan ulet ia merawat tanamannya. Ladang cabe pak Yogi yang berada di tengah-tengah hamparan sawah lainnya terdiri dari 2 petak sawah. Salah satunya ia sewa kepada orang lain. Dengan perhitungan pemilik sawah memperoleh ¼ dari hasil panennya.
 Setiap 2 kali seminggu kami memanen hasil cabe, dari mimggu ke 1sampai ke 4 panen cabe kami sudah mencapai ± 400 kg. Pada minggu ke 4 ini adalah panen puncak dari hasil panen yang di prediksikan.
Bukan itu saja, dalam proses penggarapan ladang juga tidak kalah penting, karena lahan pak ogi dulunya bekas sawah, ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengolah lumpr sawah menjadi tanah.
 “Saya butuh waktu 2 bulan untuk mengubah lumpur menjadi tanah. Setelah itu diberi pupuk dan ditutupi plastik baru bisa ditanam,” katanya lagi menjelaskan.           
Untuk perawatan, pak Ogi juga menggunakan pupuk kimia untuk mendukung pertumbuhan tanamannya.
“Saya biasanya menggunakan mapa, dimolis, kron, oten dan olanel” tuturnya lagi menjelaskan sambil sesekali mengamati tanaman cabenya.
Di sela wawancara, kami berkeliling meihat ladang cabe pak ogi, terlihat hamparan warna merah dari buah cabenya.
2700 rumpun cabe yang saya tanam. Hampir 90 persen berhasil. Paling hanya 10 % saja yang pertumbuhannya kurang baik,” katanya saat salah satu tim dari kami melihat tanaman yang berbeda dari tanaman lainnya. Alhamdulillah panen kemarin mendapat 400 kg, Minggu ini kita akan penen raya,” ujarnya dengan bangga.
Bagi laki-laki kelahiran Batuhampar 1 Januari 1974 ini, bekerja dan mencoba sangatlah penting. Karena dengan begitu ia mendapatkan pengalaman. Walaupun kita sudah berhasil katanya kita tetap harus belajar dan tetap bertannya kepada orang lain. Baraja ka nan sudah,” tuturnya dengan canda.

Profil


NAK RANG BATUHAMPAR KE AMERIKA
Rahmadini mengukir sejarah. Pasalnya, Agustus mendatang, putri ke lima pasangan Jhon Perry dan Ernita ini akan berangkat ke Amerika melalui program Bina Antar Budaya selama satu tahun. Siswi Kelas XI SMAN 1 Kota Payakumbuh tersebut menunaikan puasa nadzar selama beberapa hari setelah mengetahui kelulusannya. Pengagum Sri Mulyani inipun berharap bahwa setiap tahun akan ada Putra-putri Batuhampar yang berangkat ke Luar Negeri untuk menuntut ilmu. Ditemani kedua orang tuanya, Tim Redaksi Menara berbincang-bincang di kediamanya Senin (14/03). Berikut hasil wawancara Ekslusif kami dengan Kemenakan Ernizul, Dt. Rajo Bandaro itu:

Dari mana Dini mengetahui informasi beasiswa ini?
Beberapa tahun terakhir, di Sekolah (SMAN 1 Payakumbuh. Red) sudah ada beberapa orang senior yang mengikuti program ini dan telah ada pengurus Chapter yang memfasilitasi dan mengorganisir segala hal yang berhubungan dengan Beasiswa ke Luar Negeri (LN). Saat ini ada tiga jenis beasiswa LN yang ditawarkan. Pertama AFS, beasiswa bagi para pelajar yang ingin menuntut ilmu di 8 Negara Eropa; bila ingin ke Jepang, kita dapat menggunakan beasiswa jenis GENESIS. Salah satu kelebihan GENESIS adalah tahap tes dan seleksi hanya sampai di Tingkat Provinsi, bila lolos, langsung diberangkatkan; dan Dini pilih opsi ke-tiga yaitu YES ke Amerika Serikat karena Full Beasiswa dan gratis. Namun untuk dapat berangkat, setiap peserta harus mampu melewati empat tahap seleksi, tiga tahap di tingkat Provinsi, dan terakhir di Tingkat Nasional (Jakarta) pada bulan November 2010 yang lalu.
Pada keempat tahap seleksi tersebut, materi apa saja yang diujikan, Apakah bahasa Inggris menjadi prioritas utama?
Sebelumnya Dini ingin sampaikan bahwa tidak perlu khawatir dengan nilai dan kemampuan berbahasa Inggris yang kurang memadai. Sebab, seluruh peserta yang lolos akan diberikan pelatihan Bahasa Inggris selama dua bulan di Jakarta sebelum keberangkatan. Kemampuan bahasa inggris hanya dinilai 25 persen dari seluruh rangkaian tes dan seleksi. 75 persen dinilai dari kepribadian dan psikologi melalui tes wawancara ditambah dengan pengetahuan umum. Bahkan, di Jakarta materi tes pun tidak berbahasa Inggris. Setiap peserta dituntut mengarang bebas dua halaman double folio menggunakan bahasa Indonesia dengan memilih satu dari tiga judul. Maaf, Dini hanya ingat dua judul dari ketiga opsi yang ditawarkan. Yang pertama…..; dan Dini pilih judul ‘Jika kamu dilahirkan kembali apa yg akan kamu lakukan?
Apa yang Dini tulis saat itu?
Dini tersipu malu sebelum menceritakan isi karangannya… (Red) Ingin membayar semua kesalahan di hidup yang pertama, tidak terperosok ke dalam jurang yang sama, dan berusaha memperbaiki diri pada hidup yang kedua. … Dini kembali terlihat tertawa geli dan menoleh kepada Ibunya… (Red)
Berapa orang peserta yang berhasil lolos ke Amerika?
Untuk tingkat Nasional ada 72 orang. Sumbar-Riau yang digabung ke dalam satu chapter diwakili 8 orang pelajar, Dini dari SMAN 1 Payakumbuh hanya sendiri, 1 orang dari SMAN 1 Batusangkar, 3 orang dari SMAN 1 Padang, 1 orang dari MAN 1 Padang dan 1 lagi dari SMAN 3 Padang.
Kapan berangkat dan Berapa lama Dini berada di sana?
Take off dari Jakarta dijadwalkan Agustus 2011, belajar di sana selama 11 bulan, kemudian kembali ke Indonesia dan belajar di kelas XII untuk memperoleh Ijazah SMA. Tertinggal satu tahun dari teman-teman adalah konsekwensi yang harus Dini terima. Sebelumnya, tak sedikit senior Dini yang mundur karena resiko tersebut. Bagi Dini, semua itu tak jadi soal bila dibandingkan dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh. Ijazah dan piagam pun akan diberikan oleh YES (Youth Exchange Student) selaku lembaga yang melandasi Pertukaran Pelajar Bina Antar Budaya ini.
Sudah sampai di mana persiapan dini?
Persiapan dari segi dana In Syaa Allah tidak ada masalah, sekali lagi YES itu beasiswa full dan tidak dipungut biaya. Bahkan, pada keempat tahap seleksi, para peserta tidak dikenakan biaya. Mulai dari Tiket, Transportasi, Akomodasi, sampai konsumsi seluruhnya ditanggung oleh Panitia. Baik ketika tes di Padang maupun di Jakarta. Agar bahasa Inggris makin lancar, Dini mengikuti Les dua kali seminggu. Adapun dari segi kesehatan, seluruh Kandidat harus menjalani chek kesehatan secara insentif sesuai jadwal yang ditentukan dan sudah harus diimunisasi hepatitis A dan B, Farisella, dan MMR sebelum 2 Mei 2011.
Apakah ada perjanjian tertulis atau sejenis MOU antara Para Kandidat dengan Yayasan Penyelenggara Pertukaran Pelajar ini?
Tidak! Ini murni pertukaran pelajar. Setiap kandidat tidak terikat dengan perjanjian apapun secara hukum dan tidak diwajibkan untuk memberikan kontribusi apapun setelah menjalani program ini
Satu tahun bukan waktu yang sebentar, apakah Dini tidak khawatir berpisah dari orang tua dan keluarga?
Rasa sedih untuk berpisah merupakan suatu hal yang manusiawi. Hidup memang penuh dengan tantangan dan resiko, dari awal Dini sudah pikirkan dan siap dengan segala kemungkinan. Jauh dari keluarga, beradaptasi dengan lingkungan baru, teman baru, sekolah baru, dan semua hal yang serba baru. Dan tantangan terbesar adalah hidup di tengah-tengah mayoritas non-muslim. In Syaa Allah Dini siap!
Di Negara Bagian mana dan Sekolah Apa Dini dan kawan-kawan ditempatkan?
Sampai saat ini belum jelas sekolahnya apa dan di mana. Tapi yang jelas pembelajaran akan dititikberatkan pada masalah kebudayaan antara Indonesia dan Amerika. Mengenai tempat tinggal, setiap peserta akan tinggal dengan Orang Tua Asuh. Jadi, tidak tinggal di Penginapan/Pondok, Mes, Arsrama ataupun sejenisnya.
Setelah tamat kelas XII, ada rencana untuk kuliah di Amerika?
Iya donk! In Syaa Allah
Kewarganegaraan?
Indonesia tentunya!
Adakah pesan yang ingin Dini sampaikan kepada Adik-adik di Kenagarian Kita?
Dini ingin mengajak Adik-adik untuk mengambil peluang ini, terutama yang duduk di kelas XI. Bila ingin berangkat tahun depan, tes dan seleksi dimulai tahun ini, masalah formulir In Syaa Allah Dini bisa Bantu. Buanglah jauh-jauh segala macam rasa takut! Yakinlah! Di mana ada kemauan di situ akan terbentang jalan. Optimis tidak sama dengan takabbur. (Ibnu, Winda, Ara)
Nama                                    : Rahmadini
Tempat & Tgl. Lahir        : 10 Desember 1993
Hobi                                     : Membaca Novel, Menari
Cita-cita                               : Ekonom
Prestasi                                                : 1. Juara 2 Olimpiade Ekonomi se-Kota Payakumbuh
                                                  2. Juara 1 Cerdas Cermat Koperasi se-Kota Payakumbuh
                                                  3. Juara 2 English Quiz se-Kota Payakumbuh
                                                  4. Juara 3 Olimpiade Matematika Antar SD se-Kabupaten Lima Puluh Kota
Alamat                                 : Batuhampar
Email                                    : d.rahmadini@yahoo.com
Motto                                   : Be Optimist! Don’t worry to make a dream! Believe that what do you want will be come true!
  Do the best and prepare to the worst
Dini, Mandiri Sejak Dini dan Doyan Belut
Orang tua mana yang tidak bangga melihat prestasi anaknya. Namun, sebuah prestasi yang gemilang bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh dalam waktu singkat dan instant. Tak dapat tidak, kita harus melihat jauh ke belakang, meneropong proses dan perjalan hidup seseorang sejak kecil hingga dia dapat melihat dan menapaki masa depannya. Rahmadini lahir dan tumbuh dalam sebuah keluarga yang berprofesi sebagai guru. Tidak sia-sia kedua orang tuanya melatih dan mendidik hidup mandiri sedari kecil, “Kami tidak lagi menyuapinya ketika Dini sudah bisa mengambil nasi dan makan sendiri, kami biarkan Dini menyiapkan peralatan sekolahnya sendiri, mandi sendiri bahkan tidur sendiri, hal ini juga dibentuk secara alami karna kesibukan kami yang selalu dikejar waktu” tutur Buk Ita kepada Menara.

Hal senada juga disampaikan Pak Jhon, bahwa kemandirianlah yang membentuk semangat dan kemauan keras putri bungsunya, “Dini terampil membagi waktu untuk belajar, bermain, menonton televisi dan mendapatkan hiburan, kami hanya mengarahkan! Bila belum selesai mengerjakan tugas, Dini belum berhenti. Dini ikut program ini atas kemauannya sendiri, dan kami tidak diberitahu sejak awal. Kami heran melihatnya begitu sibuk sejak beberapa minggu sebelumnya, tak sedikit formulir, blanko, dan daftar pertanyaan yang disodorkannya kepada kami. Ketika kami bertanya baru dijelaskannya. ” tutur Pak Jhon menyambung pembicaraan istrinya.

“Setiap minggu Ibu tidak pernah absen menghidangkan Belut sebagai menu di meja makan. Ibu baru ingat sekarang. Dulu, pedagang belut langganan Ibu di pasar pernah bercerita bahwa belut sangat bagus untuk pertumbuhan dan meningkatkan kecerdasan anak. Kembali  segar di ingatan ibu ketika pedagang tersebut menceritakan bahwa ia selalu menyediakan belut untuk anak-anaknya. Dan ibu juga baru ingat, dua orang putranya juga berangkat ke Amerika untuk belajar” lanjut Kepala SDN … Sariak Loweh ini.
Ketika ditanya harapannya ke depan, Buk Ita menginginkan bahwa Pertukaran Pelajar ke LN kali ini menjadi batu loncatan bagi putra-putri Batuhampar di masa mendatang, sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM masyarakat . (Ibnu, Winda, Ara)


Program nagari


GELANGGANG GUGUAK SAPINAH
“Penggarapan Lahan Baru Berjalan 10 %”

Batuhampar-menara (),
Tak sedikit pemuda Batuhampar yang memiliki bakat bermain bola kaki. Namun, karena tidak adanya sarana dan prasarana yang mendukung bakat-bakat itu terpendam begitu saja. Untuk itu kini wali nagari bersama pemuda dan masyarakat sedang melanjutkan pengarapan pembuatan lapangan bola kaki di Guguak Sapinah. Kini proses penggarapan itu sedang dilaksanakan, ungkap edi aceh, selaku ketua panitia pelaksana yang baru, saat ditemui menara di kediamannya jum’at (18/3)


Saat dikonfirmasi tentang sejauh mana berjalannya penggarapan gelanggang guguak sapinah. Edi aceh, ketua panitia pelaksana mengungkapkan, “Proses penggarapan Gelanggang guguak sapinah sampai saat ini baru berjalan 10 %,” ungkap beliau sore itu di kediamannya.
“Pembiaayaan untuk menggarap gelanggang tersebut membutuhkan biaya besar. diperkirakan sampai lapangan bola selesai berkisar 100 juta, bahkan bisa lebih, Untuk meratakan lahan yang masih berbukit panitia menyewa traktor dengan biaya perjamnya 400.000,- .Dalam satu hari kita mengeluarkan 2.500.000,- .Hanya untuk menyewa traktor,” tuturnya Romi suhardi, selaku sekretaris panitia pelaksana pembangunan.
Lebih lanjut ia mengungkapkan upaya yang akan ditempuh untuk memenuhi pembiayaan tersebut.  “Di dalam Nagari, Kita akan membentuk panitia untuk memungut sumbangan kepada masyarakat sebesar 100.000,-. Tapi kita minta sekali seminggu sebesar 8.500 selama 12 minggu. Asset nagari seperti kayu yang tanahnya tidak bertuan akan dijual, kalaupun ada, kita akan bernego dengan yang punya. Dan pengajuan Proposal kepada para pengusaha dan perantau di Luar Nagari.”
Ia menambahkan, dengan begini kami ingin menunjukkan kepada masyarakat kalau pembuatan lapangan ini akan segera diselesaikan. Walaupun dananya belum cukup, untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat kita harus menunjukkan hasil lebih dulu.

Pembentukan Panitia Baru
Panitia Baru pembangunan Gelanggang Anak Nagari di Guguak Sapinah telah dibentuk melalui rapat tanggal (26/02)  lalu. rapat dihadiri Wali Nagari Batuhampar Asra Arafat, Edi aceh, Ketua Pemuda, Ketua Karang Taruna, dan Para Pemuda tersebut Edi Aceh terpilih sebagai ketua. Sekretaris Romi Suhardi dan Darmateti sebagai Bendahara.
Panita baru yang telah dibentuk, untuk menggarap lahan ini sedang mencari dana tambahan. selama ini dana yang digunakan adalah dana sumbangan dari para perantau, dan dari Wali Nagari sendiri,
Rapat pembentukan panitia baru pelaksanaan pembangunan gelanggang guguak sapinah juga membahas laporan panitia pelaksana yang lama.
“Dalam rapat tersebut juga dimintai laporan pelaksanaan panitia lama. Namun sayang saat itu tidak ada transparansi laporan keuangan dari panitia lama,” tutur lulusan fakultas adab IAIN IB Padang ini dengan wajah kekecewa.
Dengan adanya lapangan sepak bola ini, nantinya dapat memotivasi agar nagari batuhampar mendirikan pusat-pusat ilmu pengetahuan untuk belajar. Tidak itu saja, lapangan ini nantinya bukan saja untuk bermain bola, namun semua kegiatan dapat dilakukan di lapangan ini,” harapnya lanjut (RED)

BOGA MENARA



Bahan :
150 gram putih telur
100 gram gula pasir
¼  sendok the garam
1 sendok teh emulsifier (SP/TBM)
100 gram santan kental instan
75 gram tepung terigu protein sedang
50 gram tepung beras
50 tape ketan hijau
Bahan Taburan :
100 gram kelapa parut kasar
¼ sendok teh garam
1 lembar daun pandan
Cara Membuat :
1.            Tabur, campur Kelapa parut, garam, dan daun pandan.
2.            Kukus 15 menit dengan api sedang.
3.            Letakkan kelapa di dasar cetakan putu ayu plastic yang di oles minyak. Sisihkan.
4.            Kocok putih telur, garam, dan amulsifier sampai setengah mengembang. Masukkkan gula pasir  sedikit-sedikit sambil dikocok sampai mengembang.
5.            Tambahkan santan kental instan sedikit-sedikit sambil dikocok perlahan bergantian dengan tepung terigu dan tepung beras yang diayak dan diaduk rata.
6.            Masuk kan tape ketan hijau. Aduk rata.
7.            Tuang dicetakan putu ayu yang sudah dialas kelapa.
8.            Kukus 5 menit di atas api sedang sampai matang.



SERBA/SERBI


home industri Nagari Batuhampar mulai meggeliat....
salah satunya adalah usaha rumah Kerupuk Sakura yang dibuat oleh Yusnidar (Koto Tingga, foto;IBNU)

PENDIDIKAN


UJIAN NASIONAL (UN) 2011
“SMA NEGERI 1KECAMATAN AKBILURU GENCARKAN PROGRAM PENINGKATAN  MUTU SISWA”

Batuhampar-Menara (18/3), Ujian nasional diambang mata. Kecemasan dan kekhawatiran mulai menghantui para guru dan siswa. Melaksanakan try-out, penambahan jam belajar dan bedah soal digencarkan untuk meningkatkan kelulusan dari tahun sebelumnya.

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 1 Kecamatan Akabiluru berusaha agar angka kelulusan pada ujian nasional tahun 2011 ini meningkat dari tahun sebelumnya. Berbagai upaya peningkatan mutu belajar siswa dilakukan pihak sekolah untuk mencapai hasil maksimal pada ujian tahun ini.
“Kita melaksanakan Try Out bagi para siswa, pengkajian dan pembedahan soal dan sekolah sore secara rutin, serta menciptakan suasana yang kondusif agar para siswa siap secara fisik dan mental dalam menghadapi Ujian Nasional mendatang” tutur Adrizon, Wakil kepala bidang Sarana dan prasarana ketika di temui di ruangan kerjanya, Jum’at (18/03).
Lebih lanjut ia sampaikan, tanggal 26 Februari kemarin kami berkunjung ke Universitas Putra Indonesia (UPI) Padang untuk mengikuti seminar Emotional Spiritual Quotion (ESQ).
Hal senada juga diutarakan oleh Aprianti, selaku wakil kepala kesiswaanDalam rangka menghadapi UN 2011, SMAN 1 Akabiluru telah mempersiapkan siswa siswinya untuk menghadapi UN dengan membuat program program pembelajaran dengan harapan siswa-siswinya lulus dengan nilai bagus. Kurang lebih satu bulan lagi siswa siswi kelas 3 SMAN 1 Piladang akan menghadapai Ujian Nasional 2011, “Kita selalu mengadakan Try Out, pengkajian soal-soal SKL dan melaksanakan sekolah sore”
Selain strategi tersebut, pihak sekolah secara khusus telah menyiapkan tim khusu dari kalangan guru untuk ujian nasional ini.
Bukan itu saja, untuk kelas 3 kami khusus membuat tim guru untuk mengajar jika ada guru yang berhalangan masuk guru lain dapat menggantikannya, sehingga kelas tidak kosong,” tambah beliau.
Secara terpisah,  Elwis Susanti salah seorang siswa kelas 3 mengungkapkan kesiapannya mengikuti ujian nasional , “Kalau persiapan belum begitu maksimal kak, Tapi dari sekarang Elwis sudah mulai belajar. Seperti jam 3 pagi Elwis sudah bagun untuk belajar, Kemudian pulang sekolah Elwis Juga belajar. 
Lulus bersama teman-teman dengan nilai yang bagus menjadi harapan bagi gadis remaja ini.
Elwis berharap ia dan teman-temannya dapat lulus dengan nilai yang bagus. Kalu kami lulus dengan nilai yang bagus, nama sekolah ini juga akan bagus kak” tutur siswa jurusan Bahsa Indonesia ini.”

Seuntai Harapan
Ujian UN yang akan diadakan pada tanggal 18-21 aPRIL 2011 akan diikuti oleh siswa-siswi kelas 3 yang berjumlah 132 orang, dari 3 jurusan yang ada, “saya ingin di hari pertama ujian nanti seluruhnya bisa dating. Karena ujian susulan itukan memberi beban tersendiri untuk siswa” jelas waka kesiswaan ini
Besar harapan guru dan pihak sekolah, siswa-siswinya berhasil menjalani Ujian nasional Tahun ini, Apalagi tiga tahun belakangan ini hasil Ujian nasional selalu meningkat. Saya ingin anak-anak saya lulus dengan nilai bagus. Apalagi tahun ini tidak ada ujian ulang,” tutur beliau penuh harap.
Lanjut, selain itu sekolah kita juga sudah memiliki akrediasi A. Jadi kita ingin UN kali ini kita mendapatkan nilai yang tinggi,” tambah beliau. (RED)

Minggu, 17 April 2011

ekonomi



HOME INDUSTRI PANGAN

“Andalan Ekonomi Masyarakat Nagari Durian Gadang”


MENARA- (13/3), Home industri (baca: industri rumahan) menjadi andalan masyarakat kenagarian durian gadang. Dari semua  jorong di kenagarian durian gadang (Bungo Tanjuang, Baringin, dan Kapalo Koto) terdapat berbagai kegiatan produksi, mulai dari rubik, karupuak sakura (Karupuak Loweh), sanjai, sampai sarang balam atau roda gandiang. Dan yang paling baru di luar barang konsumtif adalah pembuatan sapu ijuak. Berdasarkan keterangan dari walinagari durian gadang, terdapat 30 kepala keluarga di kenagarian ini memiliki usaha industri rumahan.

Nurhayati, salah seorang pengusaha Home Industri memproduksi Karupuak Sarang Balam menghabiskan 300 kg Ubi Batang dalam seminggu. Setiap selasa, Sabtu dan Minggu Nurhayati (50) bersama sang suami, Muchni (55) dan tiga orang anaknya Despia, Nelvia, dan Arsyad bekerja dari pagi hingga sore, “Pukua sapuluah pagi maungka ubi ka poghak, nan iko lai ubi awak, biasonyo Etek mamboli. Dek inyo ndak bisa talotak harus sudah sa-aghi. Dikubak, dighudan, dibumbui dan digoreng langsuang,” tutur Nurhayati dengan Aksen yang khas di tengah-tengah kesibukannya mencetak Karupuak dengan potongan kaleng susu.
Secara otomatis, home industri mengarahkan anak-anak dan remaja untuk memiliki keterampilan dan jiwa bisnis serta menjauhkan mereka dari melakukan hal-hal yang bersifat negatif, “Ndak ado anak-anak siko nan main pulang sakola lai, kok ado ciek-ciek bona nyih, bacoliak lo ughang nyo dulu. Dapek pulo tambahan balanjo. Ado anak-anak tu nan makan upah manyaik rubik” papar Nurhayati. “Tu sambia duduk nonton se nyo tu pak” Despia menimpali dari tungku penggorengan.
Nurhayati sudah menggeluti usaha ini selama 15 tahun berasumsi, bahwa Batuhampar memiliki prospek yang cukup bagus untuk pengembangan home industri, “Awak ghami, di topi jalan godang lolai, ampiang lo ka pokan. Kok Etek tingga situ ontah lah gak nyih!”
Salah seorang ibu yang enggan disebutkan namanya menuturkan bahwa sekali produksi, dirinya dan keluarga menghabiskan 500 kg ubi batang untuk pembuatan rubik, saat ibu tersebut mambangkik rubik yang memenuhi seperlima gelanggang. 

Dukungan Pemerintah Nagari
Ada beberapa upaya dari nagari untuk mengembangkan usaha industri rumahan ini. Mulai dari pembentukan wadah dan mengurus legalitas merek dari masing-masing usaha. Kemudian kegiatan-kegiatan peningkatan mutu sumber daya.
“Ke depan, kita menginginkan produk-produk tersebut memiliki merek dan hak paten. Untuk itu, kita berencana membuat suatu wadah yang menaungi para pengusaha Home Industri yang ada di Durga dan bekerjasama dengan Koperindag mengadakan pelatihan dan penyuluhan. Sehingga produsen dapat menentukan harga” tutur Nanda. S, Wali Nagari Durian Gadang Kepada Menara di Kediamannya, Minggu (13/03).

Terkait dengan peningkatan daya beli terhadap produk, Mahasiswa Semester Akhir FIP UNP Jurusan Teknologi Pendidikan ini menuturkan bahwa mutu dan kualitas produk harus tetap dijaga dan ditingkatkan. Masih ada sebagian masyarakat menjemur kerupuk dan rubik di pinggir jalan, sehingga kebersihan kurang terjamin. Mulai dari debu jalan, kendaraan lewat, sampai hewan piaraan penduduk yang berkeliaran di sekitar lokasi penjemuran.”
(Ibnu, Salami)

Sabtu, 09 April 2011

mutiara menara

LARUT DALAM SEDIH
Oleh : Alirman Kampai
Malam adalah dunia yang indah buat kita, dilangit bertabur bintang. Bulan senyum dengan bahagia..., sekali-kali kabut malam melintasinya.
Waduh....indahnya kala itu……                  Tapi semua itu hanyalah tingal kenangan, Kemelut dijiwa semakin parah, membuang dinding-dinding kemesraan kita dulu,       Yan...g ada hanyalah luka dan duka, serta deraian air mata
Sudah lama berselang,                             Taman hatiku kau sirami,                            Kau pupuk dengan kasih saying,                 Kau jaga dan dirawat dengan segala pengertian
Tapi kini berobah...., bahkan jauh dari yang aku gambarkan, Berlalu bagai ranting-ranting patah
Dambaan hati ku......,Sebenarnya kau belum dapat memahami aku, Kau sering salah menilai, Salah  menterjemahkan prinsip hidupku, Pada hal semua itu hanyalah sebuah coretan kecil, Tak punya nilai apa-apa
Bila senandung ini semakin dalam...,       Bukan kebahagian seperti dulu yang kita dapati, Tapi adalah kesedihan...., juga kehancuran.....                   Kembalilah....jangan terlalu larut dengan kepedihan itu,                                              Nun disana kan ada jawaban pasti...       Engkau hanya untukku seorang.....

Jumat, 01 April 2011

GEMA MENARA

Surau Kelok jo Surau dagang
Caniago ba anak nagari
Kok hari batambah patang
Basagiro kito baliak kanagari


                    Sawah liek  jo sawah parik
                   Manampuah jalan ka Sariek Laweh
                  Diliek rupo lai mangarik
                Antah kok di jalan hilang laleh

Sungai tuhua jalan ka piontang
dibaliak nagari Koto Tangah
Sajak luhua manjalang patang
Disiko kitomalapeh rangah  
 

MUTIARA QALBU

KEMULIAAN KELUARGA
Oleh : Alirman Kampai

Aku bagaikan orang asing di negeri-Mu ini,
Keluarga…, anak……, dan sanak family bak musafir yang kelelahan, kuyu dan lesu…
... Melalui Dzat-Mu yang pengasih…., bangkitkanlah…. Aura kegembiraan di wajah-wajah yang ku sebutkan,
Kuharap pandang mataku penuh dengan kemuliaan dan kegembiraan….
 (AK)---, Januari 2011