SALAM HANGAT MENARA
MENARA
MEDIA INFORMASI MASYARAKAT NAGARI
Minggu, 21 Agustus 2011
Rabu, 17 Agustus 2011
Kabar dari Negeri Paman Sam
Friday, August 12, 2011
Pittsford,Rochester,New York
Pittsford,Rochester,New York
Dini tidak tau harus mulai dari mana. Karna banyak hal yang ingin diceritakan. Hal-hal baru dan berbeda yang dini alamai disini. Baiklah, dini akan mulai bercerita tentang keberangkatan dini kesini. 6 agustus 2011, adalah hari yang dini tunggu-tunggu dan 69 orang teman lainnya. Sudah setahun kami melalui test ini dan akhirnya hari itu dating juga.
Bandara Spekarno-Hatta, 13.00 WIB. 60 orang siswa pertukaran pelajar telah siap di terminal 2D. pdahal kami akan berangkat jam 19.30 WIB. Waktu luang itu diberikan panitia untuk bertemu keluarga. Namun waktu yang diberikan hanyalah sampai jam 15.15 WIB. Perasaanku mulai tidak enak. Kenapa tidak, hari sudah menunjukkan pukul 13.30. namun keluargaku tak kunjung dating. Lama menunggu akhirnya mereka pun dating. Perasaanku senag bercampur sedih. Karna salah satu abangku tak tak tampak diantara keluargaku. Kamipun mencoba memanfaatkan waktu yang ada dengan berfoto dan berbincang-bincang. Toba-tiba salah seorang panitia memerikan pengumuman bahwa waktu bersama keluarga telah habis. Jantungku berdetak cepat. Saat itu aku baru sadar bahwa aku akan pergi jauh selama satu tahun, jauh dari keluarga dan teman-temanku. Batinku bertanya “apakah aku siap?” namun tak ada waktu lagi. Peasawat yang akan membawa kami telah di depan mata. Dan saat itu aku harus siap. Tapi di tengah kegalauan itu aku belum juga melihat wajah abangku yang aku tunggu-tunggu. Aku begitu merindukannya,sudahlama kami tak bertemu dan aku piker ini adalah kesempatan terakhir. Berkali-kali aku mencoba untuk menguatkan diri tapi aku tak bias. Air mata keluar tanpa diminta. Akhirnya detik-detik keberangkatan aku melihat wajah abangku. Kucuri-curi kesempatan untuk mengucapkan salam perpisahan dari pandangan panitia. Kusalami mama,dan saudara-saudaraku.
Waktunya pun telah tiba. Lagu kebangsaan AFS pun menghantarkan kami masuk ke pintu bandara. Semua wajah orang tua temanku sedih bercampur bangga. Dan aku berharap keluargaku juga bangga padaku. Aku hanya ingin membuat torehan senyuman di bibir mereka. Dengan tekad yang kuat aku langkahkan kaki dank u ayunkan tangan merantau ke negri orang yang antah berantah. Kuucapkan selamat tinggal dan sampai jumpa kepada keluarga, dan Indonesia. 1 tahun lagi aku akan berdiri di tempat y ang sama dan membawa sejuta cerita dari negri paman sam.
August 7,2011 Akhirnya setelah 20 jam lebih diatas pesawat kami sampai juga di bandara Dulles, Washington DC. Semua terasa dalam mimpi. Aku tak percaya bahwa aku telah berada di America yang biasanya hanya aku lihat di dalam TV. Tak lama kemudian kami sampai di Hilton Hotel, Washington DC, tempat diadakannya orientasi. Aku bertemu banyak orang disini. Beda agama,bahasa dan bangsa. Namun perbedaan ini membuat kami ingin mengenal satu sama lain. Aku bertemu dengan orang dari Egypt,India,Filiphina,Thailand,Turkey,Mozambik dan banyak lagi. Aku belajar banyak hal di sini. Aku sadar bahwa ini bukanlah masalah benar atau salah, tapi ini adalah perbedaan, perbedaan budaya. Aku tidak bias menyalahkan orang yang menunjuk tangan dengan tangan kiri, karna di budaya mereka itulah yang benar. Aku tidak bias mengatakan bahwa budayaku yang benar dan cara merekan salah, karna sekali lagi itu hanyalah masalah perbedaan budaya. Disitu aku belajar bagaimana menghargai sebuah perbedaan. Bagaimana cara menghargai budaya orang lain.
August 10,2011 Orientasi telah selesai. Ini saatnya kami pergi ke tempat histfam masing-masing. Jujur aku gugup, karna aku tidak tau apa yang akan aku ucapkan saaat pertama kali bertemu hostfamku nanati. Aku takut mereka tidak suka padaku. Hostfamily ku tinggal di Rochester, New York. Untuk ke sana aku akan naik pesawat dua kali bersama 4 orang temanku lainnya.
Selama di atas pesawat aku merasa kesepian. Tidak ada keluarga dan teman yangaku kenal di sampingku. Aku tidak bias lagi berbahasa Indonesia seperti biasanya. Ternyata sendirian itu tidak enak.
Tak lama kemudian aku sampai di Rochester, New York. Hujan deras menyambut kedatanganku. Bergegas aku mengambil koperku dan berjalan keluar bandara. Di ruang tunggu aku tidak melihat seorang pun yang menantiku. Ku percepat langkahku. Tiba-tiba seseorang dari belakang menepuk punggungku. Seorang wanita berambut panjang dan berbaju coklat. Dia merangkulku dan bertanya apakah aku dini. Lalu aku menjawab ya. Ternyata wanita itu adalah marry local coordinatorku selama aku berada di New York. Marry mengatakan bahwa hostmotherku akan dating menjemputku. Aku senang mendengar hal itu. Kami pun berbincangbincang sambil menunggu hostmotherku. Lima belas menit menunggu akhirnya hosmam ku dating. Dia merangkulku dan menanyakan kabarku. Saat itu aku tau bahwa aku punya satu saudara laki-laki dan satu saudara perempuan. Mereka begitu ramah padakau.
Bicara tentang keluarga angkat ku, hostfamilyku bernama keluarga Cheema. Keluarga kecil yang harmonis. Mereka beragama islam. Hostdad ku bernama Dr.Mhammad Azam Cheema. Hostmam ku bernama Nadia Cheema. Dan saudaraku bernama Alina Cheema dan Rayaan Cheema.
Hostfamiliku sangat baik padaku. Mereka menunjukkan di mana kamarku dan semua ruangan yang ada di rumah. Kami pergi ke tempat bernama Islamic Center. Sebuah mesjid tempat berkumpulnya orang islam yang ada di Rochester. Ternyata banyak orang islam di sini. Mereka berkumpul untuk melaksanakan solat magrib, buka puasa, solat isya, dan solat tarawih bersama. Ini adalah pengalaman yang menarik bagiku . aku bias melihat langsung bagaimana agama islam di luar negri. Memenag ada beberapa perbedaan yang aku rasakan. Seperti mereka solat tidak menggunakan mukena. Sedangkan di Indonesia kita solat menggunakan mukena. Tapi ini bukanlah untuk mencari yang mana yang benar dan yang salah. Karna benar atau salah tidak sama dengan berbeda. Jika semua orang mengerti tentang ini aku yakin perdamaian dan kesejahteraan akan tercapai. Yang harus kita lakukan adalah melakukan apa yang telah kita yakini tanpa menghujat apa yang orang lain lakukan. Selama di sini aku solat menggunakan mukena, dan orang-orang disini menghargai apa yang aku lakukan. Mereka meghargai perbedaan.jika mereka bias menghargai perbedaan mengapa kita tidak?
Mungkin hanya sekian yang bias dini ceritakan sekarang. Dini berharap apa yang dini dapat di sini bias menginspirasi teman-teman lainnya. Salah dan janggal dini mohon maaf sebesar-besarnya. Wassalam.MAAF BILA ADA KEKURANGSEMPURNAAN DI SANA-SINI, KARENA INI ADALAH TEKS SURAT ASLI YANG BELUM DIEDIT
Minggu, 08 Mei 2011
BERITA DUKA
INNALILLAHI WA INNA LILLAHI ROOJIUN
Segenap tim redaksi dari MENARA mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya salah seorang Saudara, Etek, kakak, adek, dari keluarga kita yang bernama EMYARNIS atau sehari hari Etek EM ( EM/ Orang tua dari Epi Caduak), hari minggu 08 Mei 2011 dekitar jam 3 Sore di kampuang kito Batuhampar.
Mari kita Memaafkan segala kesalahan Almarhummah yang pernah dibuat secara sengaja maupun tidak disengaja, dan kita doa'kan Semoga arwah Beliau Diterima disisisiNya dan diberikan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan. Amiin Amin...Ya rabbal 'alamin.
Tertanda
Redaksi
Segenap tim redaksi dari MENARA mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya salah seorang Saudara, Etek, kakak, adek, dari keluarga kita yang bernama EMYARNIS atau sehari hari Etek EM ( EM/ Orang tua dari Epi Caduak), hari minggu 08 Mei 2011 dekitar jam 3 Sore di kampuang kito Batuhampar.
Mari kita Memaafkan segala kesalahan Almarhummah yang pernah dibuat secara sengaja maupun tidak disengaja, dan kita doa'kan Semoga arwah Beliau Diterima disisisiNya dan diberikan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan. Amiin Amin...Ya rabbal 'alamin.
Tertanda
Redaksi
Rabu, 20 April 2011
Salam Redaksi
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Puji syukur marilah kita haturkan ke hadirat Allah swt, serta shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasul Muhammad saw.
Di edisi kedua ini, MENARA mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat. Berkat dukungan masyarakat Menara bisa hadir di Batuhampar. Alhamdulillah, pada edisi kedua ini MENARA mulai mengembangkan sayap ke Nagari jiran (Durian Gadang) dan SMAN 1 Akabiluru (Piladang). Mimpi MENARA untuk dikenal masyarakat Akabiluru enam bulan ke depan tak akan pernah terwujud tanpa dukungan moril dan materil serta kritik dan saran dari seluruh elemen.
Mudah-mudahan MENARA bisa menjadi media infomasi dan komunikasi antara masyarakat dan pemerintahan Nagari, menyalurkan aspirasi masyarakat dan ajang sosialisasi bagi pemerintahan Nagari yang ada di Akabiluru kepada masyarakatnya, Media inspiratif untuk mengembangkan usaha, serta dapat menyalurkan bakat dan minat generasi muda dalam menulis artikel, cerpen, cerbung, novel, puisi dan sebagainya.
Menara tidak akan bisa berjalan dengan netral, independent dan objektif dalam pemberitaan tanpa adanya kontrol dari masyarakat, masyarakatpun dapat menggunakan hak jawabnya bila ada pemberitaan MENARA yang perlu diluruskan.
Pertanian
CERITA DARI LADANG CABE PAK OGI
“Bermodalkan Keberanian Dan Tidak Segan Untuk Bertanya”
Batuhampar-Menara ( )
Siapa yang tak kenal Pak Ogi, hampir semua masyarakat Batuhampar mengenalnya. Dengan kerja keras dan keuletannya, kini ia berhasil merintis ladang cabe bersama keluarganya.
Sore itu matahari masih sangat terik, terlihat dari kejauhan Pak Ogi dan istrinya dengan dibantu salah seorang pekerja sedang memanen cabenya. Saat tim menara mendatangi ladangnya, beliau menyambut dengan baik, bahkan beliau mau memberikan penjelasan saat salah satu reporter menara bertanya mengenai ladang cabenya.
Bapak dari 4 orang anak ini sangat berpengalaman dalam berladang cabe. Dulu saat pertama kali ia berladang cabe, banyak yang tidak diketahuinya. Dengan bermodalkan keberanian dan tidak segan untuk bertanya kepada orang lain. Kini ia berhasil dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
“Saya pernah bertanya kepada orang Sarik laweh. Kenapa tanaman saya cepat mati? Kemudian petani itu menyarankan kepada saya untuk meninggikan kalangnya dan mengatur jarak tanam,” tutur beliau.
“ Sekarang saya mencobanya dan alhamdulillah umur tanaman cabe saya lama. Biasanya 4 bulan sudah mati. Sekarang masih panen. Bukan itu saja, jarak tanam juga berpengaruh. Selama saya menanam rumpunnya rapat-rapat, hasilnya buah sedikit dan tidak maksimal. Sekarang saya mencoba merubahnya, degan memberikan jarak antar rumpun 30 cm dan antar kalang 180 cm. ternyata hasil nya sangat bagus. Lihat saja dalam satu rumpun buahnya berkisar 130 buah,”
Setiap pagi hingga sore Pak Ogi selalu berada di ladang cabenya. Dengan tekun dan ulet ia merawat tanamannya. Ladang cabe pak Yogi yang berada di tengah-tengah hamparan sawah lainnya terdiri dari 2 petak sawah. Salah satunya ia sewa kepada orang lain. Dengan perhitungan pemilik sawah memperoleh ¼ dari hasil panennya.
“Setiap 2 kali seminggu kami memanen hasil cabe, dari mimggu ke 1sampai ke 4 panen cabe kami sudah mencapai ± 400 kg. Pada minggu ke 4 ini adalah panen puncak dari hasil panen yang di prediksikan.”
Bukan itu saja, dalam proses penggarapan ladang juga tidak kalah penting, karena lahan pak ogi dulunya bekas sawah, ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengolah lumpr sawah menjadi tanah.
“Saya butuh waktu 2 bulan untuk mengubah lumpur menjadi tanah. Setelah itu diberi pupuk dan ditutupi plastik baru bisa ditanam,” katanya lagi menjelaskan.
Untuk perawatan, pak Ogi juga menggunakan pupuk kimia untuk mendukung pertumbuhan tanamannya.
“Saya biasanya menggunakan mapa, dimolis, kron, oten dan olanel” tuturnya lagi menjelaskan sambil sesekali mengamati tanaman cabenya.
Di sela wawancara, kami berkeliling meihat ladang cabe pak ogi, terlihat hamparan warna merah dari buah cabenya.
“ 2700 rumpun cabe yang saya tanam. Hampir 90 persen berhasil. Paling hanya 10 % saja yang pertumbuhannya kurang baik,” katanya saat salah satu tim dari kami melihat tanaman yang berbeda dari tanaman lainnya. Alhamdulillah panen kemarin mendapat 400 kg, Minggu ini kita akan penen raya,” ujarnya dengan bangga.
Bagi laki-laki kelahiran Batuhampar 1 Januari 1974 ini, “bekerja dan mencoba sangatlah penting. Karena dengan begitu ia mendapatkan pengalaman. Walaupun kita sudah berhasil katanya kita tetap harus belajar dan tetap bertannya kepada orang lain. Baraja ka nan sudah,” tuturnya dengan canda.
Profil
NAK RANG BATUHAMPAR KE AMERIKA
Rahmadini mengukir sejarah. Pasalnya, Agustus mendatang, putri ke lima pasangan Jhon Perry dan Ernita ini akan berangkat ke Amerika melalui program Bina Antar Budaya selama satu tahun. Siswi Kelas XI SMAN 1 Kota Payakumbuh tersebut menunaikan puasa nadzar selama beberapa hari setelah mengetahui kelulusannya. Pengagum Sri Mulyani inipun berharap bahwa setiap tahun akan ada Putra-putri Batuhampar yang berangkat ke Luar Negeri untuk menuntut ilmu. Ditemani kedua orang tuanya, Tim Redaksi Menara berbincang-bincang di kediamanya Senin (14/03). Berikut hasil wawancara Ekslusif kami dengan Kemenakan Ernizul, Dt. Rajo Bandaro itu:
Dari mana Dini mengetahui informasi beasiswa ini?
Beberapa tahun terakhir, di Sekolah (SMAN 1 Payakumbuh. Red) sudah ada beberapa orang senior yang mengikuti program ini dan telah ada pengurus Chapter yang memfasilitasi dan mengorganisir segala hal yang berhubungan dengan Beasiswa ke Luar Negeri (LN). Saat ini ada tiga jenis beasiswa LN yang ditawarkan. Pertama AFS, beasiswa bagi para pelajar yang ingin menuntut ilmu di 8 Negara Eropa; bila ingin ke Jepang, kita dapat menggunakan beasiswa jenis GENESIS. Salah satu kelebihan GENESIS adalah tahap tes dan seleksi hanya sampai di Tingkat Provinsi, bila lolos, langsung diberangkatkan; dan Dini pilih opsi ke-tiga yaitu YES ke Amerika Serikat karena Full Beasiswa dan gratis. Namun untuk dapat berangkat, setiap peserta harus mampu melewati empat tahap seleksi, tiga tahap di tingkat Provinsi, dan terakhir di Tingkat Nasional (Jakarta) pada bulan November 2010 yang lalu.
Pada keempat tahap seleksi tersebut, materi apa saja yang diujikan, Apakah bahasa Inggris menjadi prioritas utama?
Sebelumnya Dini ingin sampaikan bahwa tidak perlu khawatir dengan nilai dan kemampuan berbahasa Inggris yang kurang memadai. Sebab, seluruh peserta yang lolos akan diberikan pelatihan Bahasa Inggris selama dua bulan di Jakarta sebelum keberangkatan. Kemampuan bahasa inggris hanya dinilai 25 persen dari seluruh rangkaian tes dan seleksi. 75 persen dinilai dari kepribadian dan psikologi melalui tes wawancara ditambah dengan pengetahuan umum. Bahkan, di Jakarta materi tes pun tidak berbahasa Inggris. Setiap peserta dituntut mengarang bebas dua halaman double folio menggunakan bahasa Indonesia dengan memilih satu dari tiga judul. Maaf, Dini hanya ingat dua judul dari ketiga opsi yang ditawarkan. Yang pertama…..; dan Dini pilih judul ‘Jika kamu dilahirkan kembali apa yg akan kamu lakukan?
Apa yang Dini tulis saat itu?
Dini tersipu malu sebelum menceritakan isi karangannya… (Red) Ingin membayar semua kesalahan di hidup yang pertama, tidak terperosok ke dalam jurang yang sama, dan berusaha memperbaiki diri pada hidup yang kedua. … Dini kembali terlihat tertawa geli dan menoleh kepada Ibunya… (Red)
Berapa orang peserta yang berhasil lolos ke Amerika?
Untuk tingkat Nasional ada 72 orang. Sumbar-Riau yang digabung ke dalam satu chapter diwakili 8 orang pelajar, Dini dari SMAN 1 Payakumbuh hanya sendiri, 1 orang dari SMAN 1 Batusangkar, 3 orang dari SMAN 1 Padang, 1 orang dari MAN 1 Padang dan 1 lagi dari SMAN 3 Padang.
Kapan berangkat dan Berapa lama Dini berada di sana?
Take off dari Jakarta dijadwalkan Agustus 2011, belajar di sana selama 11 bulan, kemudian kembali ke Indonesia dan belajar di kelas XII untuk memperoleh Ijazah SMA. Tertinggal satu tahun dari teman-teman adalah konsekwensi yang harus Dini terima. Sebelumnya, tak sedikit senior Dini yang mundur karena resiko tersebut. Bagi Dini, semua itu tak jadi soal bila dibandingkan dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh. Ijazah dan piagam pun akan diberikan oleh YES (Youth Exchange Student) selaku lembaga yang melandasi Pertukaran Pelajar Bina Antar Budaya ini.
Sudah sampai di mana persiapan dini?
Persiapan dari segi dana In Syaa Allah tidak ada masalah, sekali lagi YES itu beasiswa full dan tidak dipungut biaya. Bahkan, pada keempat tahap seleksi, para peserta tidak dikenakan biaya. Mulai dari Tiket, Transportasi, Akomodasi, sampai konsumsi seluruhnya ditanggung oleh Panitia. Baik ketika tes di Padang maupun di Jakarta. Agar bahasa Inggris makin lancar, Dini mengikuti Les dua kali seminggu. Adapun dari segi kesehatan, seluruh Kandidat harus menjalani chek kesehatan secara insentif sesuai jadwal yang ditentukan dan sudah harus diimunisasi hepatitis A dan B, Farisella, dan MMR sebelum 2 Mei 2011.
Apakah ada perjanjian tertulis atau sejenis MOU antara Para Kandidat dengan Yayasan Penyelenggara Pertukaran Pelajar ini?
Tidak! Ini murni pertukaran pelajar. Setiap kandidat tidak terikat dengan perjanjian apapun secara hukum dan tidak diwajibkan untuk memberikan kontribusi apapun setelah menjalani program ini
Satu tahun bukan waktu yang sebentar, apakah Dini tidak khawatir berpisah dari orang tua dan keluarga?
Rasa sedih untuk berpisah merupakan suatu hal yang manusiawi. Hidup memang penuh dengan tantangan dan resiko, dari awal Dini sudah pikirkan dan siap dengan segala kemungkinan. Jauh dari keluarga, beradaptasi dengan lingkungan baru, teman baru, sekolah baru, dan semua hal yang serba baru. Dan tantangan terbesar adalah hidup di tengah-tengah mayoritas non-muslim. In Syaa Allah Dini siap!
Di Negara Bagian mana dan Sekolah Apa Dini dan kawan-kawan ditempatkan?
Sampai saat ini belum jelas sekolahnya apa dan di mana. Tapi yang jelas pembelajaran akan dititikberatkan pada masalah kebudayaan antara Indonesia dan Amerika. Mengenai tempat tinggal, setiap peserta akan tinggal dengan Orang Tua Asuh. Jadi, tidak tinggal di Penginapan/Pondok, Mes, Arsrama ataupun sejenisnya.
Setelah tamat kelas XII, ada rencana untuk kuliah di Amerika?
Iya donk! In Syaa Allah
Kewarganegaraan?
Indonesia tentunya!
Adakah pesan yang ingin Dini sampaikan kepada Adik-adik di Kenagarian Kita?
Dini ingin mengajak Adik-adik untuk mengambil peluang ini, terutama yang duduk di kelas XI. Bila ingin berangkat tahun depan, tes dan seleksi dimulai tahun ini, masalah formulir In Syaa Allah Dini bisa Bantu. Buanglah jauh-jauh segala macam rasa takut! Yakinlah! Di mana ada kemauan di situ akan terbentang jalan. Optimis tidak sama dengan takabbur. (Ibnu, Winda, Ara)
Nama : Rahmadini
Tempat & Tgl. Lahir : 10 Desember 1993
Hobi : Membaca Novel, Menari
Cita-cita : Ekonom
Prestasi : 1. Juara 2 Olimpiade Ekonomi se-Kota Payakumbuh
2. Juara 1 Cerdas Cermat Koperasi se-Kota Payakumbuh
3. Juara 2 English Quiz se-Kota Payakumbuh
4. Juara 3 Olimpiade Matematika Antar SD se-Kabupaten Lima Puluh Kota
Alamat : Batuhampar
Email : d.rahmadini@yahoo.com
Motto : Be Optimist! Don’t worry to make a dream! Believe that what do you want will be come true!
Do the best and prepare to the worst
Dini, Mandiri Sejak Dini dan Doyan Belut
Orang tua mana yang tidak bangga melihat prestasi anaknya. Namun, sebuah prestasi yang gemilang bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh dalam waktu singkat dan instant. Tak dapat tidak, kita harus melihat jauh ke belakang, meneropong proses dan perjalan hidup seseorang sejak kecil hingga dia dapat melihat dan menapaki masa depannya. Rahmadini lahir dan tumbuh dalam sebuah keluarga yang berprofesi sebagai guru. Tidak sia-sia kedua orang tuanya melatih dan mendidik hidup mandiri sedari kecil, “Kami tidak lagi menyuapinya ketika Dini sudah bisa mengambil nasi dan makan sendiri, kami biarkan Dini menyiapkan peralatan sekolahnya sendiri, mandi sendiri bahkan tidur sendiri, hal ini juga dibentuk secara alami karna kesibukan kami yang selalu dikejar waktu” tutur Buk Ita kepada Menara.
Hal senada juga disampaikan Pak Jhon, bahwa kemandirianlah yang membentuk semangat dan kemauan keras putri bungsunya, “Dini terampil membagi waktu untuk belajar, bermain, menonton televisi dan mendapatkan hiburan, kami hanya mengarahkan! Bila belum selesai mengerjakan tugas, Dini belum berhenti. Dini ikut program ini atas kemauannya sendiri, dan kami tidak diberitahu sejak awal. Kami heran melihatnya begitu sibuk sejak beberapa minggu sebelumnya, tak sedikit formulir, blanko, dan daftar pertanyaan yang disodorkannya kepada kami. Ketika kami bertanya baru dijelaskannya. ” tutur Pak Jhon menyambung pembicaraan istrinya.
“Setiap minggu Ibu tidak pernah absen menghidangkan Belut sebagai menu di meja makan. Ibu baru ingat sekarang. Dulu, pedagang belut langganan Ibu di pasar pernah bercerita bahwa belut sangat bagus untuk pertumbuhan dan meningkatkan kecerdasan anak. Kembali segar di ingatan ibu ketika pedagang tersebut menceritakan bahwa ia selalu menyediakan belut untuk anak-anaknya. Dan ibu juga baru ingat, dua orang putranya juga berangkat ke Amerika untuk belajar” lanjut Kepala SDN … Sariak Loweh ini.
Ketika ditanya harapannya ke depan, Buk Ita menginginkan bahwa Pertukaran Pelajar ke LN kali ini menjadi batu loncatan bagi putra-putri Batuhampar di masa mendatang, sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM masyarakat . (Ibnu, Winda, Ara)
Langganan:
Postingan (Atom)